ketika noda tak lagi menjadi masalah

Seperti semboyan salah satu iklan di televisi,"gak ada noda gak belajar" semboyan ini nampaknya telah di salah artikan oleh para remaja Indonesia.Mereka malah bangga terhadap bekas noda yang menempel pada dirinya.Ya,noda menjadi suatu kebanggan tersendiri.Dengan seiring bergantinya zaman ke zaman kata noda sudah tidak lagi menjadi masalah.Berbeda sekali pada waktu zaman saat saya SD-SMP kata noda itu sudah dianggap sebagai kata yang porno banget,tidak senonoh.Saat kita terpergok oleh ibu kita,pada saat membaca suatu judul di tabloid yang bertuliskan "Desy Ratnasari telah ternoda" rasanya kita sudah tidak enak sekali seakan-akan telah melakukan kesalahan yang amat besar.
Ternoda atau dinodai biasanya ditujukan kepada cewek.Merasa hina sekali bagi mereka bila dia telah ternoda.Tapi itu dulu,sekarang sudah berbalik.Kata orang sekarang zamannya zaman edan,semua sudah berbalik arah.Saya sangat menyesalkan dengan keadaan yang seperti ini,kenapa para Kartini kita sekarang tidak mampu lagi mempertahankan mahkotanya.Apa mereka tidak berpikir atas hak pasangannya kelak?Atau memang pergantian zaman ini menyebabkan semua menjadi bebas??Sungguh sangat mengerikan.Pernah,tidak hanya sekali saya menerima pernyataan yang dengan tanpa ada nada penyesalan mereka menyatakan kegagalannya dalam mempertahankan mahkotanya.Hingga sampai saya menulis ini sebagai tanda keprihatinan saya.Perih sekali hati saya mendengarkan curhatan kartini masa kini yang dengan santai,tanpa rasa berdosa mengakui perbuatan itu terjadi atas nama cinta,sama-sama suka dan gara-gara takut ditinggalkan kekasihnya.Ohh,sebenarnya apa yang ada dipikiran mereka.....
Saya tidak habis pikir bagaimana nanti saya bisa mencari,menemukan dan memilih kartini idaman,kartini suci di masa seperti ini.Jika pada zaman saya yang sekarang masih berumur 19tahun saja sudah gila seperti ini,kegilaan apalagi yang akan muncul 5 atau 6 tahun mendatang saat usia saya matang untuk menikah???Belum lagi pada masa anak-anak kita nanti??cara apa yang harus kita terapkan??Ohh...Indonesia ku buatlah pintu gerbang yang sangat rapat bagi budaya luar yang sudah antri ingin menghancurkan kita!!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

sepakat bro.
tapi mungkin perubahan para kartini dalam memaknai 'mahkota' mereka di era sekarang ini juga dipengaruhi cara kita (para kartono - alias lelaki) dalam menyikapi 'mahkota' mereka.
mungkin, hal tersebut karena 'bujuk-rayu' para kartono (utk mendapatkan 'mahkota' tsb) juga khan?
eh, maaf kalo bro enggak termasuk. tapi, kebanyakan para kartono begitu bukan?

oia, salam kenal ya bro :)

Unknown mengatakan...

Tergantung bagaimana anda menjalani hidup...kl anda menjalani hidup dengan baik niscaya anda akan mendapatkan "kartini" yang baik juga...

Happy blogging

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template